Welcome

Selamat datang. Blog ini merupakan kumpulan pengalaman hidup, Tips & trik dan sebagainya
Semoga anda mendapat manfaat.
Jumat, 01 Februari 2008

Menata kembali puing-puing impian

Diposting oleh Herry Rai Herlambang


Sepulang acara Milad TDA-2, saya kais kembali catatan-catatan kecil yang dulu terkubur dalam tumpukan buku-buku. Ternyata impian saya begitu banyak, begitu besar dan begitu indah. Lembar demi lembar dengan seksama saya amati
Sejenak tersadar bahwa selama ini saya mengubur impian-impian saya sesungguhnya.  Alasannya?
Ada 1001 alasan yang saya dapat sebutkan mengapa saya harus kubur impian itu. Salah satunya adalah  karena dengan posisi saya sekarang ini mustahil untuk mencapai impian-impian tersebut.
 " Saat ini waktu saya habis dan dengan upah yang tidak seberapa besar mana mungkin saya raih impian-impian itu? Pokoknya-mustahil!"
Kalimat alasan tersebut menjadi kalimat sakti yang mampu mengubur segala ide yang muncul. Selama ini saya mencoba menyesuaikan diri dengan keadaan . Tentunya dengan memangkas satu persatu impian . Pada akhirnya semua impian itu terkubur habis. Ditengah hiruk pikuk dunia ini saya merasa kosong dan sepi. Semua yang saya lakuan terasa hanya sebatas rutinitas tanpa semangat. Padahal dunia ini begitu indah.

Tiba-tiba teringat postingan Sang founder TDA- Pak Roni (badroniyuzirman.com) tentang buku yang berjudul: "What ever do you thing, thing opposite". Kita harus berpikir terbalik, berlawanan atau dari arah yang berlainan. Serentak terpikir: saya mengartikan kata menyesuaikan diri dengan cara yang salah. Yang saya lakukan adalah menyesuaikan impian dengan kemampuan. Yang paling mudah untuk dilakukan sekaligus paling menyakitkan.
seharusnya yang saya lakukan adalah sebaliknya yaitu menyesuaikan kemampuan  agar layak mendapatkan apa yang di impikan. Aha, ini lah yang seharusnya disadari dari dahulu.

Saya susun kembali impian-impian itu, lembar demi lembar disatukan kembali. Agar lebih indah dan mudah dibaca dan saya pindahkan kedalam media power point disertakan juga musik agar lebih nyaman dan menyentuh emosi.
Aha, seharusnya ini yang saya lakukan sejak dulu.  

Impian adalah keharusan. Memfokuskan hati dan fikiran kepada impian, kemudian lakukan sesuatu agar kita layak meraihnya.

So, langkah awal adalah mari kita bermimpi.
Tak perlu khawatir. Tak perlu cemas. Tak perlu realistis.
(Mimpi kan nggak bayar toh- mimpi itu gratis!)
Mimpi apa saja. Semau-maunya saja.
Mimpi setinggi mungkin, sebesar mungkin, seindah mungkin.
Jangan pernah sedikitpun memangkas impian kita, apalagi sampai menguburnya.
Tantangan kita adalah meraih semua impian kita sendiri.
Let us make the dreams come true.

Semoga bermanfaat,
Herry Rai Herlambang

0 komentar: